Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

1.4.a.10.2. Jurnal Refleksi - Minggu 8


 

Pembelajaran minggu ini adalah pembelajaran akhir modul 1.3 dan awal modul 1.4. Alur terakhir modul 1.3 adalah Aksi Nyata, yaitu merancang tindakan yang dilaksanakan untuk mewujudkan visi dan langkah Inkuiri Apresiatif. Modul 1.4 Budaya Positif diawali dengan Mulai dari Diri. Pada pembelajaran ini, CGP diminta menjawab pertanyaan tentang pengetahuan, pengalaman dan harapan pada diri dan siswa terkait Budaya Positif di sekolah. Pada bagian Eksplorasi Konsep, CGP diminta mencermati bahan ajar dan menjawab pertanyaan tentang pandangan terhadap suatu kasus, motivasi, dan budaya positif di sekolah. Saya juga melakukan diskusi dengan rekan CGP lain terhadap pandangan dalam masalah yang diberikan. Alur pembelajaran berikutnya adalah Ruang Kolaborasi. Pada pembelajaran ini, saya bersama rekan CGP dan fasilitator melakukan pertemuan tatap muka daring, untuk membahas penerapan budaya positif dan mendiskusikan kasus-kasus dalam kelompok kecil. 

Dalam mengikuti pembelajaran, saya merasa tertantang karena materi ini adalah materi baru bagi saya. Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan, tak jarang saya membuka kembali modul, bahan ajar, maupun browsing di internet. Saya bersemangat dalam pembelajaran, terutama dalam ruang kolaborasi karena saya bisa berbagi pengalaman dan menemukan inspirasi dari pengalaman rekan lain. Saya selalu berusaha menyelesaikan setiap tugas dengan baik dan tepat waktu.

Budaya positif sangat berkaitan erat dengan keseharian menjadi guru maupun orang tua di rumah. Hal-hal yang telah terbiasa dilakukan di sekolah, ternyata sebagian besar adalah ilusi, misalnya guru mengontrol murid, memberikan penguatan positif, dan hak untuk memaksa. Dalam mengambil solusi atas permasalahan, guru hendaknya bertindak sebagai manajer yang menyadarkan murid atas kesalahnya, menguatkan keyakinan murid, dan mengarahkan untuk memperbaiki diri.

Penerapan disiplin di sekolah selama ini, banyak yang bertentangan dengan budaya positif. Misalnya disiplin tepat waktu. Siswa yang terlambat akan diberikan sanksi tetapi belum dapat memperbaiki kesalahannya. Ketika menghadapi murid yang bermasalah, terkadang posisi guru adalah sebagai penghukum dan pembuat orang merasa bersalah. Padalah, dampaknya tidak baik bagi psikologis anak dan tidak memperbaiki kesalahan yang diperbuat.

Untuk menghadapi kegiatan pembelajaran selanjutnya, saya berkeyakinan bahwa saya mampu melakukannya. Pengamanan belajar selama ini telah membekali diri saya dengan kemampuan belajar mandiri, berpikir kritis, kreativitas menemukan solusi permasalahan, mampu berkolaborasi dalam menyelesaikan tugas, dan komunikatif dalam menyampaikan ide/gagasan. Di kelas, saya akan menggali keyakinan kelas untuk dipedomani oleh murid. Apabila memukan murid bermasalah, saya bisa menerapkan segitiga restitusi untuk membantu murid memperbaiki kesalahannya. Dalam melaksanakan tugas sebagai guru, saya akan terus mengamalkan nilai-nilai guru penggerak untuk mencapai visi yang dilandasi dengan budaya positif.


Posting Komentar untuk "1.4.a.10.2. Jurnal Refleksi - Minggu 8"